Senin, 03 April 2017

Info Umum: Strategi Pemerintah Dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan Indonesia

Info Umum: Strategi Pemerintah Dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan Indonesia

Strategi Pemerintah Dalam Mengurangi Tingkat Kemiskinan Indonesia

Kemiskinan adalah istilah yang sangat popular, sering digunakan oleh pemerintah, akademisi/peneliti bahkan orang biasa untuk menggambarkan keadaan seseorang di bawah batas istilah sederhana. Pada zaman dahulu kemiskinan dipahami sebagai kekurangan pada bidang sandang, pangan dan papan. Saat ini, kemiskinan lebih luas lagi maknanya dan mencakup bidang ekonomi (pendapatan), pendidikan dan kesehatan serta aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia, contohnya aspek informasi. 

Bagi saya informasi sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan informasilah seseorang memperoleh pengetahuan tanpa pergi jauh. Pada tahun 2015 data statistik tumbuh mencapai 2,5 quintillion per hari (http://databoks.co.id/) dan kecepatan internet Indonesia mengalami kenaikan menjadi 200%. Ini artinya kita dapat mengakses 90% informasi terbaru melalui data statistik yang tersedia dalam dua tahun terakhir dengan kecepatan internet 6, 7 Mbps (http://databoks.co.id/). Hal ini tentunya membuat dunia serasa menjadi satu rukun tetangga (RT). Mengapa ? Karena setiap peristiwa diberbagai belahan bumi dapat kita simak secepatnya melalui teknologi televisi, internet, radio dan teknologi lainnya.

Kemiskinan merupakan persolan rumit dan utuh serta ibarat penyakit yang terus menerus berlangsung dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mengapa demikian? Ada jutaan anak tidak dapat mengenyam pendidikan berkualitas, ada ribuan bahkan jutaan orang di Negeri ini belum mampu membiayai kesehatan mereka, ada banyak daerah masih terisolir dan menyebabkan akses pelayanan publik seolah tidak pernah ada bagi mereka, kasus gizi buruk bahkan persoalan-persoalan lain yang melilit hidup mereka. Tidak mengherankan apabila kita mendengar banyak orang berbondong-bondong menuju ke kota untuk sebuah tujuan, yaitu mencari pekerjaan atau banyak pemuda-pemudi meninggalkan kampung untuk mencari pekerjaan ke Negara lain demi memenuhi tuntutan hidup dengan menjadi TKI. Statistic Indonesia 2017 mencatat jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang meninggal di luar negeri pada tahun 2016 mencapai 247 jiwa, terjadi peningkatan sebesar 42% dari tahun sebelumnya (http://databoks.co.id/)

Problema ini telah ada dan terjadi sepanjang sejarah berdirinya Negeri kita Indonesia. Karena itu, sudah seharusnya strategi dalam menanggulangi kemiskinanan membutuhkan analisis yang tepat, keterlibatan seluruh komponen persoalan dan berkelanjutan. Ada sejumlah variabel yang dapat digunakan untuk melacak persoalan kemiskinan di Indonesia sehingga strategi dan kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan tepat sasaran dan berkesinambungan. Sebagai contoh, di bidang pendidikan databoks.katadata.co.id menujukkan bahwa 52% penduduk miskin berpendidikan SD/SMP sebagai penyebab kemiskinan.

Strategi Pemerintah Mengurangi Tingkat Kemiskinan
Seperti yang dilansir kompas.com. Ada beberapa strategi nyata Presiden Republik Indonesia ke-7, Bapak Presiden Joko Widodo dalam menekan kemiskinan dan pengembangan hidup berkelanjutan di Indonesia yaitu :  Penciptaan lapangan kerja dan UMKM. Program prioritas untuk mencapai sasaran meliputi ; mengurangi beban penduduk miskin, bantuan tunai bersyarat, Program Perlindungan Sosial melalui Program Keluarga Harapan, penyediaan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), memperbaiki kebijakan penyaluran raskin, layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu melalui Kartu Indonesia Sejahtera (KIS), layanan beasiswa kurang mampu melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan program SJSN ketenagakerjaan.

Selain itu, beberapa strategi nyata melalui pembangunan masyarakat desa, pemberian beasiswa, perbaikan kebijakan penyaluran dana bantuan sosial, pemberdayaan jaminan sosial nasional, mempertahankan daya beli penduduk miskin, dana amanah, pembangunan rumah bagi fakir miskin dan pemberdayaan nelayan serta petani Indonesia.

Dari serangkaian strategi penanggulangan kemiskinan, ada beberapa strategi pemerintah yang berorientasi pada material sehingga diperlukan kajian. Strategi yang orientasinya material belum tentu menjamin keberlanjutan program atau strategi tersebut karena sangat tergantung pada ketersediaan anggaran dan komitmen pemerintah.

Oleh : Yostan Absalom Labola
Sumber  http://databoks.co.id/

Sabtu, 25 Maret 2017

Arti Kehadiran di Dunia

Oleh : Yostan A. Labola

Setiap pribadi sudah tentu memiliki kisah tentang kehidupannya. Ada senyum, sedih, tawa bahkan tangis bila diuraikan kisah hidup itu. Sebenarnya hidup itu indah bila dilandasi rasa syukur terhadap setiap persoalan yang dialami. Menarik untuk direnung lebih jauh tentang siapa dan arti kehadiran kita. Ada yang terlahir tanpa merasakan kerasnya hidup namun sejujurnya hidupku berbeda dari itu. Semaraknya hidup menyenangkan jauh dari harapan karena bagiku dunia terasa garang dari segi keberadaan dan jauh dari istilah kesederhaan. Mungkinkah keadaan seperti itu dapat menarik setiap insan untuk mendekat? Jawabannya adalah kemungkinan saja ya dan tidak.

Lalu untuk apa aku hadir di dunia ini, berada pada tempat tertentu dan waktu tertentu. Ada makna, sekecil apapun yang diperbuat memiliki arti bagi setiap manusia yang mampu merenungkan siapa dia dan dari mana dia datang. Ya!!! Setiap orang tidak akan pernah melangkah ke sana jika tidak pernah mencoba mendekatkannya pada hukum alam. Benarkah besar gaya tarik gravitasi bumi 9, 8 m/s2 ? Belum tentu. Karena pada setiap ketinggian akan memiliki nilai yang berbeda walaupun selisihnya kecil.

Realita membuktikan bahwa kehadiranku tidak bermanfaat bagi mereka yang hidup dalam dunia berbeda dan keadaan berbeda. Namun, bagi sebagian yang memahaminya, besar arti kehadiranku bagi mereka. Tidak harus berkuantitas besar untuk menarik mereka mendekat, sekecil apapun ketulusan itu akan terasa berkualitas bagi dunia. Jangankan hidupmu, goresan tanganmu akan mampu membawa mereka-mereka yang sanggup melihat lebih jauh tentang siapa dirimu kepada dunia.


Dunia akan melihatmu, memandangmu lebih dekat dan memberimu ucapan selamat. Jangan pesimis bahwa hanyalah kata-kata yang bisa diperoleh namun optimislah bahwa waktu masih berdetak dan meninggalkan jejak sebagai referensi hidup. Bumi masih kembali keperaduannya walaupun pergi bersama ceritanya dan mengelilingi tata surya, benda-benda pun masih melekat padanya tanpa satupun pergi ke alam semesta. Jadi, tetaplah dengan kesederhaanmu tanpa meninggalkan kualitas hidupmu.