Minggu, 05 Juli 2015

Masyarakat Lima Desa di Kab. Timor Tengah Selatan Konsumsi Pakan Ternak Akibat Gagal Panen


Gambar 1. Proses pengolahan Putak (batang sari enau) untuk dikonsumsi
Penyebab saudara-saudari kita yang mengkonsumsi Putak (Sari Batang enau) di Kecamatan Kualin desa Toineke, Desa Tuafanu dan Desa Oni serta desa Oebelo dan Noemuke di Kecamatan Amanuban Selatan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan-Provinsi NTT adalah karena gagal panen.  Komsumsi putak oleh masyarakat didua kecamatan ini mencuat ke publik bulan Juni 2015, berbagai bantuan mengalir ke masyarakt setempat mulai dari pemerintah daerah kabupaten TTS, Pemerintah Provinsi bahkan bantuan langsung dari pemerintah Pusat dan Bantuan dari berbagai kalangan yang peduli terhadap kondisi masyarakat setemmpat.
Sebenarnya kasus makan putak ini bukanlah hal baru namun “Ironisnya, sesuai pengakuan warga, bahwa mereka sudah mengalami keadaan seperti ini sejak Januari 2015, namun pemerintah baru mau melakukan pendataan. Hingga kemarin, Camat Kualin belum bisa menyebutkan data aktualnya. Hal ini, kata Jefry, adalah bencana, sehingga Pemerintah Daerah TTS melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten TTS, bisa segera turun ke wilayah bencana. Kondisi ini juga menjadi catatan penting bagi Dinas Pertanian yang memiliki petugas lapangan, harusnya bisa mendeteksi dan segera memberi laporan terkini untuk tindakan antisipasi.” 
Kasus lain yang muncul dari Kecamatan Amanuban Selatan, Kab.TTS-NTT yaitu kasus gizi buruk seperti yang dikatakan Kader Posyandu Desa Bena Melki, “ 13 balita itu ditemukan di wilayah yang satu bulan terakhir didera gagal tanam dan gagal panen akibat kekeringan. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, warga menghemat beras dengan mengonsumsi putak. 


Gambar 2. Foto Balita Gizi Buruk
Menurutnya, orang tua balita yang datang ke posyandu mengaku setelah anaknya diberi bubur putak, terjadi perubahan pada tubuh anak-anak. Antara lain, mereka tidak bertambah besar, tetapi mengecil. Tetapi petugas gizi belum melakukan penelitian mengenai kandungan protein maupun gizi yang terkandung dalam putak, hanya saja, ujar Melki, jika dugaan itu benar, pemerintah harus secepatnya mengambil tindakan seperti mengirim bahan makanan bergizi dan beras
            Melihat kenyataan yang terjadi, menuntut kepekaan kita sebagai pemerintah setempat baik pihak eksekutif maupun legislatif,  lembaga-lembaga masyarakat bahkan kita sebagai sesama untuk melihat saudara-saudari kita dengan hati. Dari kasus di atas siapakah yang perlu kita salahkan? Intinya adalah bagaimana kita sebagai komponen makhluk sosial ketika mengetahui hal ini. Sekecil apapun tindakan kita akan lebih bermakna dengan berbagai administrasi yang berbelit-belit, yang menyebabkan berbagai keterlambatan dalam membantu saudara-saudari kita yang membutuhkan. Berbagai bantuan mengalir dari Lembaga Pemerintah dan Lembaga Swasta, hal ini menyadarkan kepada kita, dimanakah kita saat mereka membutuhkan bantuan? Sibuk dengan berbagai urusan? Ataukah mereka tidak terekspos ke publik saat itu?
Sumber-sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar