Jumat, 22 April 2016

Evolusi Manusia Terlengkap Sangiran





Dalam kunjungan kami ke Sangiran, tanggal 14 November 2015 meninggalkan cerita luar biasa dalam benakku tentang peradaban kehidupan manusia. Mengapa? Karena selama mengikuti pendidikan di bangku SMP dan SMA, nama-nama manusia purba kami mengetahuinya dari buku dan cerita guru sejarah atau guru biologi. Kesempatan melihat langsung cerita sejarah evolusi, mengubah cara berpikir saya yang begitu sempit ke arah pemikiran ilmiah.
Evolusi merupakan pengetahuan tentang sejarah perkembangan makhluk hidup dari generasi ke generasi dalam waktu yang sangat panjang ( ribuan tahun, jutaan tahun dan miliran tahun lebih) bukan pemahaman tentang waktu lahir sampai mati. Ada banyak cerita peradaban yang dapat diperoleh dari situs Manusia purba Sangiran telah diakui oleh dunia Internasional UNESCO sebagai  warisan budaya untuk memperkaya pengetahuan kita tentang evolusi. Untuk mendukung dan mempermudah pengembangan pengetahuan ditempat ini didirikan pusat-pusat informasi yang terletak dekat situs-situs penggaliannya. Ada empat klaster (cluster) yang dapat dikunjungi, yaitu : klaster Ngebung, Klaster Bukuran, Klaster Dayu dan Klaster Krikilan. Di setiap klaster didirikan berbagai sarana yang akan memudahkan pengunjung memahami makna paleoantropologi dan arkeologi Homo erectus, termasuk kesempatan untuk mengamati sendiri tempat-tempat ekskavasi (lubang penggalian) tempat para ahli mencari fosil dan artefak Homo Erectus. Pada kesempatan ini saya akan berbagi pengetahuan tentang manusia purba, Homo Erectus yang ada di Sangiran.
Dalam buku “ Sangiran Menjawab Dunia”  bab kedua menceritakan cikal bakal Manusia Erectus yang mana berdasarkan penemuan seluruh fosil hominid di seluruh dunia : di Afrika, di Eropa, di Asia sampai di Jawa. Penjelasan tentang Hominid paling primitif Australopithecus Afarensis, kemudian A. Africanus Hominid pemburu pertama, A. Robustus yang berbadan kekar; lalu genus baru Homo muncul sebagai Homo Habilis yang mulai membuat perkakas dari batu dan akhirnya si Hominid terkenal yang pintar bertukang dan pengembara pertama keluar dari Afrika : Homo erectus, Widianto dan Simanjuntak (2009).



Gambar 1. Tengkorak Manusia Penjelah Pertama


Para peneliti bersepakat bahwa leluhur manusia saat ini adalah Homo erectus yang hidup di Afrika, yang hidup ± 1,5 juta-0,1 juta tahun yang lalu. Beberapa rekam jejak Homo Erectus  : Makhluk pertama kali yang menunjukkan sifat-sifat kemanusiaan, memiliki volume otak besar, berkelana ke Afrika, dan Asia dan Eropa, menyantap daging dari hasil buruannya sendiri, membuat tempat berkemah, membuat alat-alat batu, dan mengenal api. Di Indonesia, Homo erectus menyeberangi laut dan tiba di Sangiran. Mereka hidup di lingkungan hutan terbuka diantara dua gunung api (Lawu-Merapi-Merbabu purba) dengan aliran sungai dan danau disekitarnya serta aneka ragam fauna.
Berdasarkan temuan fosil di daerah Sangiran dan  daerah-daerah sekitarnya seperti : Kedungbrubus, Sambungmacan, Ngandong, Trinil, Ngawi. Homo erectus di Sangiran ini bisa dikelompokkan menjadi tiga subspesies mengikuti penemuannya di lapisan tertua-termuda. Dari tua ke muda adalah : Homo erectus arkaik, Homo erectus tipikal dan Homo erectus progresif.

Gambar 2. Tempat eskavasi Fosil

1.    Homo Erectus Arkaik
Homo erectus arkaik-Plistosen Bawah 1,5-1,0 Juta Tahun, ditemukan di bagian atas Formasi Pucangan. Homo Erectus Arkaik  merupakan tipe yang paling tua, ditemukan pada lapisan lempung hitam formasi pucangan dan grenzbank di Sangiran, serta pasir vulkanik di utara Perning (Mojokerto). Tipe ini menunjukkan tipe yang paling arkaik dan kekar dengan volume otak sekitar 870 cc.
2.    Homo Erectus Tipikal
Homo Erectus Tipikal-Plistosen Tengah 0,9-0,3 Juta Tahun,  ditemukan di seluruh Formasi Kabuh. Homo Erectus Tipik Tipe ini lebih maju dibandingkan dengan tipe arkaik, merupakan bagian terbanyak dari Homo Erectus di Indonesia, sebagian besar ditemukan di Sangiran, dan yang lainnya ditemukan di Trinil (Ngawi), Kedungbrubus (Madiun), Jatiayam (Kudus), dan sjak tahun 2011 ditemukan pula di Semedo (Tegal). Instruksi tengkoraknya lebih ramping, meskipun dahi masih landai dan agak tonggos. Kapasitas otak sekitar 1.000 cc.
3.    Homo Erectus Progresif
     Homo erectus progresif-Plistosen Atas 0,2-0,1 Juta Tahun,  ditemukan di Formasi Notopuro. Homo erectus progresif tidak ditemukan di Sangiran, tetapi di wilayah-wilayah lebih hilir dari Sangiran (Kedungbrubus, Sambungmacan, Ngandong, Trinil, Ngawi). Homo erectus progresif Jenis progresif merupakan jenis yang paling maju, sebagian besar ditemukan pada endapan aluvial di Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi), dan pada endapan vulkanik di Sambungmacan (Sragen). Volume otak sudah mencapai 1.100 cc, dengan atap tengkorak yamg lebih tinggi dan lebih membundar. Jenis-jenis Homo erectus  Australopithecus Africanus spesies homini awal, yang hidup sekitar 2-3 juta tahun yang lalu pada era pliosen. Sisa fosil menunjukkan Australopithecus Africanus lebih mirip manusia modern daripada Australopithecus afarensis. Autralopithecus Africanus ditemukan di empat situs di Afrika Selatan - Taung (1924), Sterkfontein (1935), Makapansgat (1948) dan Gladysvale (1992).



Gambar 3. Fosil Tengkorak Sangiran 17. Paling lengkap di dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar